How To Be A Leader


How To Be A Leader?

“seorang pemimpin hebat pastilah dia pernah memimpin sebab dia akan selalu belajar dari pengalaman untuk tetap menjadi seseorang yang terbaik”

Terenyuh saat melihat kondisi sebuah organisasi yang pernah ku ikuti sebagai mahasiswa organisator kini mengalami kemunduran kualitas dan sumber daya. Semua indikator tersebut dapat dilihat dari seorang sosok pemimpinnya yang terpilih karena keberuntungan. Dalam organisasi ini tidak mengenal pemilihan dengan calon tunggal, sedangkan kandidat hanya ada satu orang disebabkan mundurnya kandidat lain. Situasi kebingungan yang dipicu oleh kaum senior membuat “pemaksaan” pencarian kandidat yang sudah nyata tak berniat maju sehingga didapat satu kandidat lain yang kurang berbekal kompetensi sebagai seorang pemimpin. Hal ini jelas-jelas sebuah arti kemunduran kaderisasi dimana embrio jiwa-jiwa kepemimpinan dapat terbentuk dan kemudian dipupuk agar dapat melanjutkan visi perjuangan yang belum tercapai. Berbekal keberuntungan yang lain juga, kandidat lain kurang memiliki image yang baik karena responsibility pergaulannya kurang “merakyat” walaupun pernah dipercaya sebagai leader event sebanyak 2 kali. Akhirnya kecenderungan massa pemilih pun beralih ke sosok baru dengan harapan bahwa akan ada pemimpin baru yang di idam-idamkan meskipun sosoknya masih dalam tanda tanya besar.
Sebenarnya sosok seorang pemimpin paling sederhana haruslah memiliki berberapa kriteria sebagai berikut:
  • Mampu membaca masalah yang dihadapinya
Sangat mengherankan bila seorang pemimpin tak mampu membaca masalah organisasi yang dipimpinnya, sebab dia akan menghapuskan alias melupakan masalah tersebut begitu saja. Perlu diingat bahwa masalah setiap organisasi dari tahun ke tahun hampir selalu sama, hal ini disebabkan karena pemimpin periode berikutnya menganggap bahwa masalah tersebut adalah milik periode sebelumnya dan akan hilang dengan kepengurusan yang baru. Organisasi yang hebat adalah organisasi yang dapat menyelesaikan masalah yang dialami periode sebelumnya, sebab hanya dengan cara itu dia akan terus maju berbenah diri dengan visi yang utuh dan sama.
  • Memiliki ide dan konsep yang taktis dan konkrit untuk dilaksanakan semua pelaksana.
Seorang pemimpin adalah seorang pengonsep yang punya banyak pertimbangan dan punya segudang keberanian untuk melaksanakan konsepnya. Pertimbangan-pertimbangan harus diambil dengan melihat kapasitas anak buah, konsep tanpa pertimbangan seperti itu bagaikan konsep seekor cacing yang ingin mempunyai sayap dan terbang ke bulan, meski hasilnya si cacing hanya menggeliat-geliat tidak jelas di tempat karena dia tidak punya kemampuan.
  • Mampu melihat keistimewaan anak buah.
Setiap orang anak buah memiliki kemampuan dan potensi yang istimewa. Seorang pemimpin harus mampu memanfaatkan keistimewaan tersebut. Program kerja yang dibuat seharusnya disesuaikan dengan potensi anak buah sehingga dapat dibuat prestasi dalam setiap programnya. Tidak layak bila program kerja dibuat kemudian anak buah yang harus beradaptasi, sebab hasilnya tidak akan optimal.
  • Pemimpin bukanlah seorang pengikut, tapi dia adalah seorang imam.
Jikalau ada seorang pemimpin yang masih memiliki gaya kepemimpinan yang sama dengan periode sebelumnya, maka dia sama dengan “pengikut”. Seorang pemimpin harus mempunyai style tersendiri. Seorang pemimpin gaya pengikut akan sangat mudah dipengaruhi sebab dia adalah jenis miskin inovasi dan tidak kreatif sehingga terlalu takut untuk menciptakan style kepemimpinan tersendiri dan cenderung untuk lebih mudah menerima saran tanpa pertimbangan (kalaupun ada pertimbangan pastilah dia hanya akan mengeluh kesulitan padahal secara teknis semua sumberdaya mendukungnya).


Description: How To Be A Leader Rating: 4.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: How To Be A Leader
Posted by:Aandoni
mejapustaka Updated at: 11.41

0 comments

Posting Komentar

Manfaat kan Kotak Komentar dan Blog ini Dofollow...